Pemerintah Kota Semarang menyatakan telah mencairkan insentif untuk tenaga kesehatan (nakes) sebagai garda terdepan dalam memerangi pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, dr M. Abdul Hakam menyebutkan, anggaran insentif nakes bersumber dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021. Insentif tersebut telah dicairkan DKK hingga periode Juni.
Hakam menuturkan, total intensif nakes berbeda-beda tiap bulannya, bergantung pada jumlah kasus Covid-19 yang ditangani. Jadi, makin besar jumlah kasus yang ditangani para nakes, maka jumlah insentif yang diberikan pun juga makin besar.
Sebagai contoh, Hakam mengungkpakna, pada periode Januari hingga Maret saat melandainya kasus terinfeksi Covid-19 di Kota Semarang, anggaran insentif nakes rata-rata berkisar pada Rp8 miliar per bulannya.
Namun pada April, ketika kasus Covid-19 kembali melonjak, anggaran insentif nakes pun juga bertambah, menjadi Rp9 miliar per bulannya. Sementara, pada periode Mei-Juli, disaat lonjakan kasus Covid-19 sangat tajam, anggaran insentif nakes bisa mencapai Rp12-14 miliar.
“Mei, Juni, Juli lebih (dari Rp8 miliar) karena kasusnya meningkat. Kira-kira Rp12-14 miliar,” beber Hakam dikutip dari laman resmi Pemkot Semarang, pada Kamis (2/9/2021).
Sebagai informasi, dikutip dari situs web siagacorona.semarangkota.go.id, hingga kini total kasus Covid-19 di Kota Semarang mencapai 86.959 orang. Dengan rincian, 146 kasus aktif, 80.470 kasus sembuh, dan 6.343 kasus kematian.