Dalam hitungan sejarah, dugderan sudah sejak ada tahun 1881, dan Bupati Purbaningrat memegang kepemimpinan di semarang pada saat itu.
Urutan-urutan peserta festival dugderan biasanya diawali dengan karnaval di pasar Johar Semarang menuju Masjid Kauman Semarang. Selain penari ada juga peserta karnaval adalah arak-arakan Warak Ngendog. Warak Ngendog diterjemahkan sebagai Badak Bertelur.
Sejatinya, ada pesan di balik eksistensi warak ngendog yaitu Barangsiapa mampu menjaga kesucian di Ramadan, pada akhir bulan yang bersangkutan akan mendapatkan pahala pada Lebaran.