Adaptasi Fisiologis pada Hewan

Adaptasi fisiologis merupakan cara di mana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui fungsi organ tubuhnya agar dapat bertahan hidup. Contoh adaptasi fisiologis dapat ditemukan pada hewan yang mengalami perubahan dalam fungsi organ tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Perubahan tersebut terjadi pada tingkat seluler, baik dengan menggunakan senyawa (metabolit) atau menjaga keseimbangan (homeostasis). Adaptasi fisiologis, seperti yang dijelaskan dalam buku IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2018), adalah cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungannya melalui fungsi organ tubuh demi bertahan hidup.

Adaptasi fisiologis bersifat reversibel, yang berarti dapat kembali ke kondisi semula. Ini memungkinkan organisme untuk melakukan fungsi khusus seperti menghasilkan racun, mengeluarkan lendir, serta melakukan fototropisme. Selain itu, adaptasi fisiologis juga mencakup fungsi umum seperti pertumbuhan, perkembangan, regulasi suhu, keseimbangan ion, dan homeostasis lainnya.

Contoh konkret dari adaptasi fisiologis pada hewan mencakup bebek dengan kakinya yang lebar dan berselaput untuk hidup di lingkungan berair, burung elang yang memiliki paruh dan cakar yang sesuai untuk berburu mangsa, burung kolibrita dengan paruh kecil dan panjang untuk mengisap nektar, kucing dengan alat tangkap mangsa seperti kuku dan gigi tajam, dan ular yang dapat menelan mangsa yang lebih besar dengan rahang yang dapat digerakkan. Semua ini adalah bentuk penyesuaian diri untuk memperoleh makanan dan bertahan hidup di lingkungannya.

You might also like
Tags:

More Similar Posts

Menu