Sofia WD: Dari Aktris Film hingga Agen Intelijen yang Berperan dalam Sejarah Indonesia
Sosok wanita yang satu ini, Sofia WD, ternyata memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah Indonesia. Selain dikenal sebagai seorang aktris film, ia juga merupakan seorang agen intelijen yang terlibat dalam berbagai operasi rahasia.
Sofia WD lahir pada tanggal 12 Agustus 1924 di Surabaya, Jawa Timur, sebagai anak bungsu dari pasangan Wongsodikromo dan Siti Aminah. Ayahnya bekerja sebagai pegawai negeri sipil di kantor pos, sedangkan ibunya adalah seorang guru sekolah dasar. Sofia tumbuh dalam keluarga yang berisi lima kakak laki-laki dan satu kakak perempuan.
Sejak kecil, Sofia telah menunjukkan bakat seni yang luar biasa. Ia gemar menyanyi, menari, dan bermain sandiwara. Selain itu, ia juga aktif dalam organisasi kepanduan dan gerakan nasionalis.
Pendidikan formalnya dimulai saat ia lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Surabaya pada tahun 1940. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI).
Ketika Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942, Sofia bergabung dengan organisasi pemuda yang dikenal sebagai Barisan Pelopor. Organisasi ini bertujuan untuk melawan penjajahan Jepang dengan melakukan gerilya dan sabotase. Sofia menjadi salah satu anggota inti yang bertanggung jawab atas pengumpulan informasi dan penyusunan rencana operasi. Salah satu operasi berani yang dilakukan olehnya adalah meledakkan jembatan kereta api di daerah Mojokerto pada tahun 1943, yang berhasil menghambat jalur transportasi Jepang.
Namun, keberaniannya tersebut juga berdampak buruk, di mana ia dan beberapa anggota Barisan Pelopor ditangkap oleh Kempetai, polisi rahasia Jepang, dan disiksa secara brutal. Beruntung, Sofia berhasil lolos dari penjara dengan bantuan seorang tentara Jepang yang bersimpati padanya.
Ia kemudian berpura-pura menjadi tawanan perang Belanda dan dibawa ke kamp tawanan di Batavia (sekarang Jakarta). Di sinilah ia menjalin nasib dengan seorang sutradara film Belanda bernama Albert Balink, yang tertarik dengan kecantikan dan bakatnya. Balink menawarinya peran dalam filmnya, yang kemudian menjadi awal karir filmnya. Film pertamanya, “Terang Boelan” (1944), sukses besar dan membuatnya menjadi bintang film pertama di Indonesia, bahkan memengaruhi perfilman nasionalis.
Sofia terus mengukir prestasi dalam dunia film dengan beberapa peran penting dalam film-film seperti “Rentjong Atjeh” (1944), “Kedok Ketawa” (1945), dan “Djaoeh Dimata” (1948). Selain berakting, ia juga menjadi sutradara untuk film-film seperti “Air Mata Iboe” (1951), “Asrama Dara” (1958), dan “Tiga Dara” (1959). Terlibat dalam organisasi film seperti Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) dan Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI).
Namun, di balik kesuksesan karirnya di dunia film, Sofia tetap setia dengan perjuangannya sebagai agen intelijen. Ia menggunakan kesempatan saat syuting film di berbagai daerah untuk mengumpulkan informasi penting tentang situasi politik dan militer di Indonesia, serta membantu menyelundupkan senjata dan amunisi untuk pejuang kemerdekaan.
Salah satu momen penting dalam perannya sebagai agen intelijen adalah dalam Peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965. Sofia, yang saat itu tengah syuting film di Yogyakarta, menerima informasi tentang rencana kudeta dari salah satu kontaknya di PKI. Dengan cepat, ia menghubungi temannya, Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya, Mayjen Suharto, dan memberikan informasi penting tentang rencana penculikan jenderal dan lokasinya. Informasi ini sangat membantu Suharto untuk mengambil alih kendali militer dan menghentikan G30S/PKI.
Sebagai penghargaan atas jasanya, Sofia WD menerima Bintang Mahaputra Adipradana dari pemerintah Indonesia dan pengakuan dari dunia internasional, termasuk Amerika Serikat. Ia bahkan diundang ke Gedung Putih oleh Presiden Lyndon B. Johnson pada tahun 1966.
Sayangnya, kehidupan Sofia yang luar biasa berakhir terlalu cepat. Pada tahun 1967, ia meninggal dunia karena pendarahan otak akibat penyakit hipertensi yang dideritanya. Ia dimakamkan dengan upacara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Sofia WD adalah sosok wanita luar biasa yang memiliki bakat, dedikasi, dan pengabdian tinggi terhadap Indonesia. Ia adalah contoh nyata bahwa seseorang dapat menjadi aktris film sukses dan agen intelijen yang berperan dalam menjaga keamanan negara. Keberaniannya dalam menghadapi tantangan dan perannya dalam sejarah Indonesia akan selalu dikenang.