Mie instan memang dikenal sebagai pilihan praktis dan ekonomis saat lapar datang, namun dibalik kemudahannya, ada sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Mie instan melalui berbagai tahap proses seperti pemasakan, pengeringan, dan pengawetan, yang membuatnya mengandung banyak bahan kimia tambahan. Hal ini berisiko memberikan dampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering. Sebagai makanan ultra-proses, mie instan mengandung pengawet, lemak jenuh, karbohidrat berlebih, serta kadar natrium yang sangat tinggi. Semua ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius, mulai dari obesitas, gangguan pencernaan, hingga penyakit jantung.
Selain itu, konsumsi mie instan yang berlebihan juga dapat memengaruhi fungsi organ tubuh, terutama ginjal dan hati. Mie instan yang mengandung garam berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk fungsi ginjal. Jika terus-menerus mengonsumsi mie instan dalam jumlah besar, ini bisa memicu penumpukan cairan yang menyebabkan pembengkakan pada kaki, jantung, bahkan paru-paru. Lebih dari itu, organ hati yang bekerja ekstra untuk memproses zat-zat kimia dalam mie instan bisa terganggu, meningkatkan risiko penyakit liver. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, terutama bagi mereka yang sudah memiliki masalah dengan tekanan darah atau kesehatan hati.
Untuk menjaga agar konsumsi mie instan tetap aman, sebaiknya tidak mengonsumsinya setiap hari. Menjaga frekuensi konsumsi, misalnya hanya sekali dalam seminggu, adalah langkah bijak untuk menghindari risiko kesehatan. Selain itu, penting untuk memilih mie instan dengan kadar natrium yang rendah dan menambahkan bahan makanan bergizi seperti sayuran atau protein hewani, guna memperkaya kandungan nutrisi yang diperoleh dari mie instan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, kita bisa menikmati mie instan tanpa mengorbankan kesehatan tubuh dalam jangka panjang.