Banyak Kebakaran di Semarang

Semarang Alami 72 Kasus Kebakaran Selama Agustus 2023
Musim kemarau panjang yang melanda wilayah Kota Semarang telah menghadirkan tantangan serius dalam hal kebakaran. Dalam upaya mengatasi situasi ini, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang telah menggerakkan lebih dari 100 relawan pemadam kebakaran (redkar) yang tersebar di seluruh 177 kelurahan di kota ini.

Sepanjang bulan Agustus 2023, Kota Semarang telah mencatat sebanyak 72 kasus kebakaran yang terjadi di berbagai wilayahnya. Kepala Dinas Damkar Kota Semarang, Nurkholis, mengungkapkan bahwa melihat kondisi musim kemarau yang berkepanjangan, pelatihan dan penggerakan relawan pemadam kebakaran menjadi langkah penting.

“Kami telah melatih 105 relawan pemadam kebakaran yang berasal dari 177 kelurahan. Dalam situasi seperti sekarang, mereka memiliki peran vital dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan dan mitigasi kebakaran,” ungkap Nurkholis.

Selain itu, Dinas Damkar bekerja sama dengan pemerintahan setempat untuk menyampaikan informasi ini hingga tingkat kelurahan, LPMK (lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan), RT/RW, guna memberikan peringatan dini dan mengantisipasi potensi kebakaran.

Dampak fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau panjang juga menjadi faktor utama dalam meningkatnya kejadian kebakaran. Banyak dari kasus tersebut terjadi di lahan kosong dan area yang ditumbuhi ilalang.

Dalam dua hari terakhir saja, Dinas Damkar mencatat tujuh kasus kebakaran, termasuk kebakaran rumput, ilalang, dan bahkan kandang ayam. Nurkholis menyebutkan, “Kemarin ada lima kasus kebakaran, empat di antaranya adalah kebakaran ilalang dan rumput kering, serta satu kasus kebakaran kandang ayam.”

Data yang diperoleh selama Agustus 2023 menunjukkan bahwa dari 72 kasus kebakaran, sebanyak 58 di antaranya terjadi di lahan kosong dan area yang ditumbuhi ilalang.

Untuk mengatasi situasi ini, Dinas Damkar mengimbau masyarakat dan pengembang untuk tidak membakar rumput, ilalang, atau sampah. Pengembang perumahan juga diminta untuk memantau dan membersihkan lahan kosong yang belum dibangun guna mencegah potensi kebakaran.

Nurkholis juga menyadari bahwa selama musim kemarau, pasokan air menjadi terbatas, sehingga perlu dilakukan antisipasi dengan lebih cermat. Ia menekankan bahwa kebakaran selain mengganggu kehidupan sehari-hari, juga berdampak pada kualitas udara yang tercemar.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya antisipasi kebakaran, Pemerintah Kota Semarang telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor B/4691/130/IX/2023 tentang Antisipasi Perubahan Iklim. Surat edaran ini memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah, serta mendorong praktik pertanian perkotaan, penghijauan, pembuatan biopori, dan kerja bakti lingkungan.

Selain itu, masyarakat juga diarahkan untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan untuk menghindari penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Kota Semarang dapat mengatasi tantangan kebakaran yang semakin meningkat selama musim kemarau panjang ini.

You might also like
Tags: ,

More Similar Posts

Menu