Kondisi penurunan tanah di pesisir Pekalongan, Semarang, dan Demak sangat mengkhawatirkan. Terjadi sekitar 15-20 cm penurunan setiap tahun di ketiga wilayah tersebut.
Catatan sejarah, warga menggunakan perahu buatan untuk beraktivitas karena terjadi luapan air laut yang menggenangi Dusun Nyangkringan, Demak pada 2 Februari 2018. Dilansir dari data Dinas Kelautan dan Perikanan setempat, tinggi gelombang abrasi pantai dipicu karena berkurangnya kawasan mangrove di pesisir Semarang dan berhasil mengikis daratan hingga 1,4 kilometer selama kurun waktu 20 tahun terakhir.
“Kekhawatiran kita itu, kita debat terus sekarang, nggak ada aksi… tiba-tiba hilang. Tiba-tiba baru sadar gitu,” ujar Doktor Geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas.
Apabia tidak segera diintervensi, dalam 10 tahun ke depan ketiga wilayah tersebut akan tenggelam.
“Dari 2019, tanah Jakarta sudah mulai turun, tapi sekarang disalip Pekalongan, Semarang, Demak,” lugas Heri.
“Kita harus segera mulai menganalisa kondisi tanah yang ada di Pekalongan, Semarang, Demak. Kalau tidak ketiganya bisa hilang,” pungkasnya.
