Sebagai informasi, baca berita berikut terlebih dahulu
Apa itu Delirium?
Dituliskan Mayoclinic, delirium merupakan gangguan serius pada kemampuan mental, yang mengakibatkan kebingungan berpikir dan penurunan kesadaran terhadap lingkungan. Terdapat beberapa faktor yang dapat berkontribusi menyebabkan delirium, seperti
- Penyakit parah atau kronis
- Perubahan keseimbangan metabolik seperti natrium rendah
- Obat-obatan
- Infeksi
- Pembedahan
- Alkohol atau keracunan obat
Gejala Delirium?
Gejala delirium serupa dengan demensia, sehingga masukan dari anggota keluarga atau pengasuh kemungkinan penting bagi dokter untuk membuat diagnosis yang akurat. Gejala delirium biasanya dimulai dalam beberapa jam atau beberapa hari. Orang dengan delirium sering berfluktuasi sepanjang hari, dan gejala cenderung lebih buruk pada malam hari. Adapun gejala utama dari delirium meliputi:
- Berkurangnya kesadaran akan lingkungan meliputi ketidakmampuan tetap fokus pada satu topik, hingga mudah teralihkan oleh hal-hal tidak penting.
- Gangguan kognitif, meliputi memori buruk, disorientasi, kesulitan berbicara, kesulitan membaca dan menulis, hingga kesulitan memahami ucapan.
- Perubahan perilaku, seperti gelisah, halusinasi, menjadi pendiam, kelesuan, kebiasaan tidur yang terganggu, hingga pembalikan siklus tidur-bangun malam hari.
- Gangguan emosi, meliputi kecemasan, depresi, euforia, kemarahan, apari, perubahan suasana hari secara cepat, dan perubahan kepribadian.
Penyebab pasien Covid-19 alami Delirium?
Gina menjelaskan, delirium dapat terjadi pada pasien yang terinfeksi Covid-19 yang disebabkan oleh berbagai sebab, yakni:
- Infeksi langsung ke jaringan otak
- Inflamasi (peradangan) jaringan parenkim otak
- Ensefalopati akibat toksin krn proses perjalanan penyakit Covid-19
- Gagal nafas yang menyebabkan otak mengalami kekurangan oksigen berat
- Infeksi berat yang memengaruhi organ2 vital
- Hiperkoagulasi (pengentalan darah yang hebat) sehingga mengganggu aliran darah ke otak.
Pengobatan pasien Delirium?
Penanganan mereka yang mengalami delirium harus disesuaikan dengan penyebabnya. Jika penyebabnya karena infeksi, maka pengobatannya ditujukan untuk menyelesaikan infeksinya. Namun, jika penyebabnya karena pengentalan darah yang berlebihan, maka perlu diberikan terapi agar kekentalan darahnya berkurang.
“Bila pasien mengalami gaduh gelisah, baru diberikan obat-obatan psikiatri sesuai dengan derajat gaduh gelisahnya,” ujar Gina.
Ia menambahkan, tindakan terapi juga penting dilakukan untuk membantu pasien yang mengalami derilium bergejala reorientasi.
“Orang dengan delirium dibantu untuk mengenali ruang, waktu, dan orang di sekelilingnya sehingga menurunkan kebingungan dan kegelisahan,” kata Gina. “Orang dengan delirium juga perlu dirawat di ruangan yang nyaman, cukup pencahayaan dan tenang, suhu ruangan yang hangat,” lanjut dia.