Dokter di Gaza Pingsan Lihat Jenazah Anggota Keluarganya Tiba di UGD
Serangan Israel di Jalur Gaza terus menimbulkan korban jiwa, termasuk anak-anak. Hal ini juga yang dialami seorang dokter di Khan Yunis, Iyad Shaqura.
Shaqura, yang bekerja sebagai dokter darurat, pingsan setelah melihat jenazah kedua anaknya, ibu, dan dua saudara laki-lakinya tiba di UGD Rumah Sakit Nasser. Kerabatnya tewas akibat serangan yang menghantam rumah mereka di Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza.
Pada Selasa pagi (7/11), Shaqura melihat untuk terakhir kalinya orang-orang yang dicintainya. Jenazah keluarganya mengenakan kain kafan putih dan ditempatkan di meja kamar mayat di ruang gawat darurat rumah sakit.
“Ibuku, Zeinab Abu Dayya, saudara laki-lakiku Mahmud dan Hussein Shaqura, saudara perempuanku Israa dan kedua anaknya Nabil dan Nur, dan kedua anakku Abdelrahmandan Omar,” kata Shaqura sambil menunjuk jenazah keluarganya satu demi satu.
“Aku punya lima anak, tapi dia favoritku (Abdelrahman),” kata dia yang dikutip dari NDTV, Kamis (9/11/2023).
Ia menempelkan keningnya pada Abdelrahman yang berlumuran darah. Kemudian, ia beralih ke saudaranya yang sudah terbujur kaku.
“Apa yang mereka lakukan hingga berton-ton bom dan bahan peledak dijatuhkan di kepala mereka di rumah mereka?,” katanya.
“Tuhan memanggil mereka kembali kepadanya seperti banyak anak-anak lain sebelum mereka,” lanjutnya dengan nada pasrah.
Shaqura sendiri berasal dari keluarga pengungsi Palestina yang terlantar dari tanah mereka selama pembentukan Negara Israel pada tahun 1948.
“Jika musuh ingin memburu kami lagi, kami akan memberitahu mereka bahwa Tuhan telah menjanjikan kami salah satu dari dua hal: kemenangan di tanah kami yang telah dibebaskan atau dikuburkan di sana,” kata Shaqura.
“Sekarang, saya akan menguburkan keluarga dan anak-anak saya, dan kembali bekerja,” ungkapnya.
Ia kemudian memimpin ritual sholat jenazah di halaman rumah sakit, bersama rekan-rekan dan kerabatnya yang berdiri tegak di belakangnya. Sementara jenazah keluarganya dibaringkan di atas tandu di hadapannya.
Mayat mereka kemudian dibawa ke ‘pemakaman martir’ Khan Yunis. Dalam iring-iringan berjalan menuju pemakaman, Shaqura menggendong Abdelrahman, yang dia cium untuk terakhir kalinya di kepala.
Kisah Shaqura adalah salah satu dari banyak tragedi yang terjadi akibat konflik Israel-Palestina. Konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini telah merenggut ribuan nyawa, termasuk anak-anak.
Komentar
Kisah Shaqura adalah kisah yang tragis dan menyayat hati. Ia harus kehilangan orang-orang yang dicintainya karena serangan Israel. Serangan ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga trauma dan kesedihan yang mendalam bagi para korban dan keluarganya.
Konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama puluhan tahun dan telah menimbulkan penderitaan bagi kedua belah pihak. Konflik ini harus segera dihentikan agar perdamaian dan keadilan dapat tercapai.