Harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., yang dikenal sebagai emas Antam, kembali menunjukkan peningkatan pada perdagangan Sabtu (6/7/2024). Harga emas Antam mencatat rekor tertinggi sepanjang masa pada hari ini.
Berdasarkan data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.395.000 per batang, naik Rp 12.000 dari posisi pada Jumat kemarin.
Di sisi lain, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam ditetapkan sebesar Rp 1.262.000 per gram, naik Rp 11.000 dari posisi kemarin.
Harga emas Antam cenderung mengikuti pergerakan harga emas global yang masih menunjukkan peningkatan, meskipun sentimen pasar global cenderung membaik.
Mengutip data dari Refinitiv, harga emas global ditutup melonjak 1,5% ke posisi US$ 2.391,46 per troy ons pada perdagangan Jumat kemarin. Selama sepekan, harga emas global telah naik 2,83% secara point-to-point (ptp).
Harga emas global tetap cerah minggu ini meskipun pasar optimis bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas suku bunga acuannya dua kali tahun ini.
Menurut data perangkat Fedwatch, pemangkasan pertama diprediksi terjadi pada pertemuan September sebesar 25 basis poin menjadi 5,00% – 5,25%, dengan peluang sebesar 59,9%. Kemudian pada pertemuan Desember, suku bunga diperkirakan akan dipangkas sekali lagi sebesar 25 basis poin ke 4,75% – 5,00%.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Sebelumnya, risalah pertemuan The Fed pada bulan Juni mengakui bahwa perekonomian AS tampaknya melambat dan “tekanan harga berkurang”.
Sementara itu, pada perdagangan Jumat kemarin, harga emas global tetap melonjak meskipun laporan pekerjaan periode Juni menunjukkan peningkatan tingkat pengangguran, yang dianggap sebagai tanda bahwa suku bunga tinggi memperlambat perekonomian AS.
Data tingkat pengangguran di AS pada Juni lalu naik sedikit menjadi 4,1%, dari sebelumnya mencapai 4% pada Mei lalu.
Selain itu, terdapat indikasi lain yang menunjukkan pasar kerja melemah, karena pendapatan rata-rata per jam naik 3,9% dari tahun sebelumnya, yang merupakan kenaikan terkecil sejak tahun 2021.
Tidak hanya itu, non-farm payroll (NFP) meskipun meningkat sebesar 206.000 pada Juni lalu, direvisi lebih rendah pada April dan Mei dengan gabungan 111.000 pekerjaan.
“Data tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa The Fed menghadapi tantangan yang signifikan karena perekonomian terus memburuk,” kata Naeem Aslam, kepala investasi di Zaye Capital Markets, dikutip dari MarketWatch.