Embargo Minyak Israel

Iran, sebagai salah satu produsen minyak terbesar dunia dan anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), mendorong negara-negara Islam untuk memberlakukan sanksi embargo minyak terhadap Israel. Namun, usulan ini ditolak oleh beberapa negara Arab dalam KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab pada Sabtu (11/11) lalu.

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, menyampaikan desakan tersebut, memuji perlawanan kelompok Hamas terhadap Israel. Raisi mendesak negara-negara Islam untuk memberlakukan sanksi embargo minyak dan perdagangan terhadap Israel sebagai bentuk dukungan terhadap perlawanan tersebut.

Di sisi lain, dua delegasi negara Arab yang dipimpin oleh Aljazair mengusulkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel. Meskipun beberapa negara Arab telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, mereka menolak usulan tersebut dan menegaskan perlunya menjaga saluran komunikasi dengan pemerintahan Israel.

Pertemuan antara Liga Arab dan OKI awalnya dijadwalkan secara terpisah, tetapi akhirnya digabungkan karena delegasi Liga Arab gagal mencapai kesepakatan mengenai pernyataan akhir. Beberapa negara, termasuk Aljazair dan Lebanon, mengusulkan ancaman gangguan pasokan minyak dan pemutusan hubungan ekonomi dan diplomatik dengan Israel.

Namun, setidaknya tiga negara, termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020, menolak proposal tersebut. Rancangan resolusi yang disampaikan dalam KTT Luar Biasa OKI mencakup seruan untuk mencegah pengiriman peralatan AS ke Israel, membekukan hubungan diplomatik dan ekonomi, serta mengancam menggunakan minyak sebagai alat untuk menekan Israel, mirip dengan embargo minyak tahun 1972.

Sejumlah negara, termasuk Mesir, Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, Maroko, Mauritania, dan Djibouti menolak beberapa klausul dalam resolusi tersebut. Presiden Iran, Ebrahim Raisi, menegaskan bahwa negara-negara Islam harus menyebut tentara Israel sebagai “organisasi teroris” dan menyerukan pembentukan negara Palestina dari “sungai hingga laut,” yang berarti penghapusan Negara Israel. Seruan embargo minyak juga pernah diajukan oleh Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, pada Oktober 2023. Embargo serupa pernah diterapkan pada tahun 1973 oleh produsen Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi. Embargo tersebut menargetkan pendukung Israel di Barat selama perang dengan Mesir.

You might also like
Tags:

More Similar Posts

Menu