Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden Prabowo: Potensi Kemenangan dan Dampak di Pilpres 2024
Beberapa kader Partai Gerindra di berbagai daerah telah mengusulkan nama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi bakal calon presiden, Prabowo Subianto.
Usulan tersebut berasal dari DPC Gerindra Gunungkidul, Blora, Situbondo, Salatiga, Lampung, dan DPD Gerindra Jawa Barat. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, juga menyebutkan adanya tanda-tanda bahwa Gibran akan menjadi pendamping Prabowo dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2024.
Zulkifli mengamati tanda-tanda tersebut saat Gibran diundang untuk menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pro Jokowi (Projo) pada Sabtu (14/10/2023).
Pertanyaannya adalah, bagaimana jika nantinya Gibran benar-benar menjadi cawapres Prabowo?
Menurut Asrinaldi, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas, peluang Prabowo untuk memenangkan pemilihan presiden menjadi lebih terbuka jika berpasangan dengan Gibran. Asrinaldi menilai bahwa Gibran memiliki dukungan massa yang kuat di Jawa Tengah dan dampak positif karena ayahnya adalah Presiden Jokowi.
“Jika Prabowo-Gibran bersatu, mereka memiliki potensi besar untuk menang, setidaknya untuk maju ke putaran kedua,” kata Asrinaldi kepada Kompas.com pada Minggu (15/10/2023).
Namun, kehadiran pasangan ini dapat menggerus suara capres dari PDI-P, Ganjar Pranowo, di Jawa Tengah. Oleh karena itu, Ganjar harus melakukan manuver politik dengan bijaksana, seperti memilih cawapres yang memiliki massa pendukung kuat di Jawa Timur atau Jawa Barat.
Asrinaldi memprediksi bahwa persaingan dalam pemilihan presiden akan semakin ketat jika situasi ini terjadi, dan kemungkinan besar akan memaksa pemilihan presiden dilakukan dalam dua putaran.
“Persaingan akan ketat, dan masing-masing pasangan akan berusaha menggerus dukungan lawan mereka di daerah basisnya,” kata Asrinaldi.
Namun, politik adalah bidang yang dinamis, dan segala sesuatunya bisa berubah dengan cepat jika ada manuver atau peristiwa yang tak terduga.
Asrinaldi juga menduga bahwa Prabowo mungkin sengaja menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batasan usia cawapres sebelum memutuskan untuk memilih Gibran.
“Secara tegas, sinyalnya sudah sangat jelas: Prabowo sedang menunggu putusan MK. Beberapa kader Gerindra telah mengusulkan Gibran, sehingga semuanya sudah terlihat sangat jelas,” kata Asrinaldi.