Curhat Emak-emak Mengenai Lonjakan Harga Cabai di Semarang hingga Tembus Rp 100.000 per Kilogram
Semarang, 8 November 2023 – Lonjakan harga cabai di Kota Semarang, Jawa Tengah, telah mencapai angka Rp 100.000 per kilogram. Hal ini telah mengakibatkan dampak signifikan bagi sebagian ibu rumah tangga di wilayah tersebut.
Farida Rachmawati, seorang ibu rumah tangga di Ngaliyan, Semarang, mengungkapkan bahwa lonjakan harga cabai telah memaksa dirinya untuk membatasi penggunaan cabai dalam masakannya. “Saya coba untuk tidak sering memasak yang pakai cabai,” ungkap Farida dalam sebuah konfirmasi pesan singkat via WhatsApp.
Dalam upaya mencegah pembusukan cabai, Farida juga membagikan cara khusus dengan tidak memisahkan batang cabai agar cabai bisa bertahan lebih lama. “Saya biasanya tidak memisahkan batang cabai, dan kemudian saya simpan di dalam freezer,” jelasnya.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Esta, seorang ibu rumah tangga di Mijen, Semarang. Menanggapi lonjakan harga cabai, Esta mengaku tidak berani membeli cabai dalam jumlah besar. “Saat ini saya hanya membeli 1 ons cabai,” katanya. Namun, untuk memperoleh 1 ons cabai, ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 10.000. Jumlah tersebut hanya cukup untuk kebutuhan tiga hari. “Sudah habis dalam tiga sampai empat hari,” tambahnya.
Pedagang Pasar Karangayu Semarang, Royati, juga menambahkan bahwa harga cabai saat ini terus meroket. Tiga hari yang lalu, harga cabai rawit merah berada di angka Rp 80.000 per kilogram. “Saat ini sudah mencapai Rp 100.000 per kilogram,” ujarnya.
Royati juga menyoroti bahwa lonjakan harga cabai kali ini merupakan yang paling tinggi yang pernah terjadi. “Ini yang paling tinggi, biasanya tidak sampai sebesar ini,” tambahnya. Dampak dari kenaikan harga ini membuat stok cabai miliknya menjadi lebih mudah busuk karena jumlah pembeli yang semakin berkurang. “Sekarang jarang ada pembeli yang membeli dalam jumlah besar,” keluh Royati.
Sebagai upaya menyiasati lonjakan harga, beberapa pembeli meminta agar cabai jenis lain dicampur dengan cabai rawit. “Kami minta campurannya agar tidak hanya terdiri dari cabai rawit saja karena sekarang banyak yang busuk dan kering,” tambahnya.