Harga Emas Stabil di Kisaran $2.500, Pasar Menunggu Langkah The Fed dan Perkembangan Geopolitik. Harga emas (XAU/USD) terus mengalami tekanan dalam sesi perdagangan Asia, tetap berada di sekitar level psikologis $2.500 untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa. Para investor cenderung bersikap hati-hati dan memilih menunggu kepastian lebih lanjut mengenai kebijakan Federal Reserve (Fed) sebelum membuat keputusan investasi baru. Fokus utama tertuju pada rilis risalah rapat FOMC bulan Juli yang dijadwalkan pada hari Rabu, serta pidato Ketua Fed, Jerome Powell, di Simposium Jackson Hole pada hari Jumat. Kedua peristiwa tersebut diperkirakan akan memainkan peran penting dalam mempengaruhi pergerakan harga USD dalam jangka pendek, serta menentukan arah harga emas ke depan.
Pemulihan moderat USD dari level terendah sejak Januari yang terjadi pada Selasa pagi, ditambah dengan sentimen pasar yang positif, turut menjadi penghambat bagi kenaikan harga emas. Meskipun demikian, ekspektasi pasar yang semakin besar bahwa Fed akan memulai siklus pelonggaran kebijakan pada bulan September, di tengah tanda-tanda penurunan inflasi, dapat membatasi kenaikan nilai USD. Selain itu, risiko eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan perang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina masih memberikan dukungan bagi emas sebagai aset safe-haven.
Laporan Penjualan Ritel yang positif untuk bulan Juli, yang dirilis minggu lalu, mengurangi kekhawatiran tentang potensi resesi di Amerika Serikat dan membuat para pelaku pasar mengurangi ekspektasi mereka untuk pelonggaran kebijakan yang lebih agresif dari Fed. Alat FedWatch dari CME Group menunjukkan bahwa kemungkinan besar Fed akan memulai siklus pelonggaran kebijakan pada pertemuan September dan menurunkan suku bunga lebih dari 200 basis poin hingga akhir tahun 2025.
Sementara itu, pernyataan dari beberapa pejabat Fed semakin memperjelas pandangan bahwa kebijakan moneter perlu disesuaikan dengan hati-hati. Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, mengungkapkan bahwa perdebatan tentang pemotongan suku bunga pada bulan September layak untuk dibahas karena risiko terhadap pasar tenaga kerja telah meningkat. Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, menambahkan bahwa ekonomi AS tidak menunjukkan tanda-tanda overheating, sehingga penting bagi bank sentral untuk tidak mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama dari yang diperlukan.
Di sisi geopolitik, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menerima proposal untuk mengatasi perbedaan yang menghambat kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas. Negosiasi diperkirakan akan dilanjutkan minggu ini, memicu optimisme bahwa gencatan senjata akan mengurangi ketegangan di Timur Tengah dan mengurangi risiko konflik yang lebih luas di kawasan tersebut, sehingga dapat meningkatkan minat investor terhadap aset berisiko.