Harga Emas Turun Terkendala Dolar

Kilau Emas Meluntur Terkendala Penguatan Dolar AS dan Risiko Inflasi Amerika Serikat
Harga emas mengalami penurunan ke level terendah dalam tiga minggu terakhir pada perdagangan Rabu pagi waktu Indonesia Barat. Penyebab utamanya adalah penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang memberikan tekanan, sementara para pelaku pasar menantikan data terbaru mengenai inflasi di AS.

Kontrak emas paling aktif yang dijual untuk pengiriman bulan Desember di Divisi Comex New York Exchange mengalami penurunan sebesar 0,62 persen dan ditutup pada harga US$1.935,10 per ons, setelah sempat mencapai harga tertinggi sepanjang sesi perdagangan di US$1.947,50 dan terendah di US$1.929,90.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, mengalami kenaikan sebesar 0,2 persen dan mencapai 104,72 pada hari Selasa (12/9). Sejak mencapai level terendah tahun ini pada tanggal 13 Juli, indeks dolar AS telah naik lebih dari 4,0 persen, menurut data dari FactSet.

Michael Armbruster, Managing Partner di Altavest, menjelaskan kepada MarketWatch, “Penguatan dolar menjadi hambatan bagi harga emas dan terus berlanjut dengan hanya beberapa penurunan kecil sepanjang perjalannya. Lebih penting lagi, imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang terus menunjukkan tren kenaikan.”

Dia menambahkan, “Kami tetap optimis terhadap emas dalam jangka panjang, tetapi saat ini ada dua hambatan yang membatasi kenaikan harga emas.”

Prospek untuk kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dari Federal Reserve pada pertemuan bulan November juga berdampak negatif pada harga emas. Investor juga sedang menunggu rilis indeks harga konsumen (IHK) AS untuk bulan Agustus, yang merupakan indikator utama inflasi, dan akan dirilis pada hari Rabu waktu setempat.

Prospek tingginya inflasi dan suku bunga di AS menunjukkan adanya tekanan yang lebih besar terhadap harga emas dalam beberapa bulan ke depan.

Di sisi lain, Federasi Bisnis Independen Nasional melaporkan pada hari Selasa (12/9) bahwa indeks optimisme usaha kecil turun menjadi 91,3 pada bulan Agustus dari 91,9 pada bulan Juli. Angka ini jauh di bawah rata-rata indeks selama 49 tahun, yaitu 98, dan merupakan penurunan selama 20 bulan berturut-turut.

Sementara itu, logam mulia lainnya, seperti perak untuk pengiriman bulan Desember, mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen dan ditutup pada harga US$23,402 per ons. Platinum untuk pengiriman bulan Oktober mengalami kenaikan sebesar 1,16 persen dan ditutup pada harga US$912,80 per ons dolar AS.

You might also like
Tags:

More Similar Posts

Menu