Harga minyak mengalami kenaikan tipis pada perdagangan Kamis ini, dipicu oleh indikasi penurunan pasokan. Namun, para analis memperkirakan bahwa dalam waktu dekat, permintaan akan mengalami peningkatan yang signifikan.
Minyak mentah Brent, sebagai salah satu patokan harga global, mengalami kenaikan sebesar 14 sen, mencapai US$83,17 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS, juga mengalami kenaikan sebesar 17 sen, mencapai US$78,08 per barel.
Pengoperasian kembali kilang minyak di Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang mendukung kenaikan harga. Sebelumnya, sejumlah kilang mengalami pemadaman akibat berbagai faktor, termasuk masalah listrik dan cuaca ekstrem. Misalnya, kilang BP di Indiana yang memiliki kapasitas produksi 435 ribu barel per hari (bpd) mengalami pemadaman listrik sejak 1 Februari. Namun, kilang ini dijadwalkan akan kembali beroperasi penuh pada bulan Maret. Begitu juga dengan kilang TotalEnergies di Port Arthur, Texas, yang sedang berupaya untuk memulai kembali operasinya meskipun masih terbatas setelah mengalami pemadaman listrik.
Penurunan tingkat penggunaan kilang di AS menjadi yang terendah dalam dua tahun sebelumnya, namun dengan kembalinya operasi kilang yang sebelumnya mengalami pemadaman, diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan pasokan minyak.
Meskipun terjadi kenaikan harga dan tanda-tanda peningkatan permintaan dalam waktu dekat, pasar minyak tetap rentan terhadap berbagai faktor, termasuk kebijakan produsen minyak utama, perkembangan ekonomi global, dan gejolak geopolitik. Selain itu, masih ada ketidakpastian terkait pandemi COVID-19 yang dapat mempengaruhi mobilitas dan konsumsi energi di berbagai negara.
Analis dari ANZ yang dikutip oleh Reuters menyatakan bahwa setiap penurunan persediaan minyak AS akan memberikan dukungan tambahan terhadap harga minyak. Namun, perlu diingat bahwa faktor-faktor lain seperti pertumbuhan ekonomi, kebijakan energi, dan kondisi pasar global juga akan berdampak pada arah pergerakan harga minyak dalam jangka panjang.
Dengan demikian, sementara ini harga minyak naik tipis dipicu oleh tanda-tanda berkurangnya pasokan, namun prospek permintaan yang lebih kuat dalam waktu dekat menjadi faktor yang juga perlu diperhatikan oleh pelaku pasar dan pengamat ekonomi global.