Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lebih tinggi pada akhir pekan ini, mencatatkan penguatan tiga hari berturut-turut selama pekan ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 40,8 poin atau 0,53% menjadi 7.721,84 pada penutupan perdagangan Jumat (6/9). Kenaikan kumulatif IHSG selama sepekan ini mencapai 0,67%.
Cheril Tanuwijaya, Kepala Riset Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu), menjelaskan bahwa pergerakan IHSG pekan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari pasar global maupun domestik.
Dari sisi domestik, ada tiga faktor utama. Pertama, inflasi Indonesia yang melandai menjadi 2,12% yoy pada Agustus 2024, dengan deflasi bulanan sebesar 0,03% MoM. Deflasi bulanan ini dipengaruhi oleh penurunan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,52% MoM.
Kedua, cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi US$150,2 miliar pada Agustus 2024. Kenaikan ini disebabkan oleh penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, serta penarikan pinjaman luar negeri oleh pemerintah.
Ketiga, Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia mengalami kontraksi lebih dalam menjadi 48,9 pada Agustus 2024. Kementerian Perindustrian mencatat bahwa impor barang murah membuat konsumen lebih memilih produk tersebut, yang berdampak pada penurunan penjualan dan utilisasi mesin produksi di industri domestik.
Dari sisi global, ada tiga faktor yang memengaruhi. Pertama, PMI Manufaktur China masuk ke zona ekspansi dengan level 50,4 pada Agustus, menunjukkan pertumbuhan produksi dan permintaan yang membaik, serta indikasi stabilitas ekonomi China. Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) juga berencana memperkuat ekonomi dengan program refinancing KPR existing dengan suku bunga lebih rendah.
Kedua, PMI Manufaktur ISM Amerika Serikat tetap berada di zona kontraksi pada level 47,2, menunjukkan penurunan pesanan meski ada pertumbuhan pekerjaan yang melambat selama lima bulan berturut-turut.
Ketiga, pasar tenaga kerja AS melemah dengan pembukaan lapangan kerja JOLTs Juli sebesar 7,6 juta, lebih rendah dibandingkan revisi turun bulan Juni yang sebesar 7,9 juta. Ini merupakan angka terendah sejak 2021, dengan jumlah PHK meningkat menjadi 1,76 juta.
Herditya Wicaksana, Analis MNC Sekuritas, mengatakan bahwa IHSG selama sepekan ini mengalami penguatan sebesar 0,67% dan secara teknikal masih berada dalam fase uptrend dengan volume pembelian yang mendominasi. Sentimen pergerakan IHSG dipengaruhi oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed Funds Rate pada September 2024, data inflasi Indonesia yang melandai, peningkatan cadangan devisa, serta data manufaktur China dan AS yang menunjukkan perbaikan.
Untuk perdagangan Senin (9/9), Herditya memprediksi IHSG masih berpotensi menguat dengan level support di 7.670 dan resistance di 7.757. Sentimen yang akan diperhatikan termasuk rilis data inflasi China, Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia, pergerakan nilai tukar rupiah, dan harga komoditas.
Herditya merekomendasikan untuk memperhatikan saham pada perdagangan Senin, yakni PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) dengan target harga Rp1.255 – Rp1.285, PT Tripar Multivision Plus (RAAM) dengan target harga Rp520 – Rp550, dan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) dengan target harga Rp900 – Rp925.