Google telah mengumumkan bahwa mereka akan menghindari penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI/Artificial Intelligence) dalam iklan politik. Semua iklan yang menggunakan teknologi ini diharuskan menyertakan informasi yang jelas bahwa kontennya telah dimanipulasi.
Aturan ini akan berlaku di seluruh platform Google, termasuk YouTube, dan situs-situs pihak ketiga yang terhubung dengan jaringan iklan Google. Dilaporkan oleh Associated Press, kampanye iklan yang menggunakan AI harus memberikan peringatan kepada pengguna. Aturan ini akan mulai diberlakukan pada bulan November mendatang. Google juga berencana menerapkan aturan serupa dalam pemilihan umum di Uni Eropa, India, Afrika Selatan, dan wilayah lain di mana Google sudah terverifikasi.
Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat dan menjadi alat penting dalam berbagai industri, termasuk politik dalam konteks pemilihan umum di beberapa negara. Namun, teknologi ini juga dapat digunakan untuk memanipulasi informasi dengan cepat dan mudah. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk meniru ucapan atau penampilan secara sangat realistis dalam konten.
Banyak ahli telah mengungkapkan keprihatinan terkait hal ini, dan mereka berpendapat bahwa perlu ada aturan dan peningkatan kesadaran masyarakat menjelang pemilihan umum. Beberapa negara juga sudah mulai membahas dan mengesahkan aturan terkait teknologi deepfake yang semakin canggih.