Kabar Antam Akhir Pekan 10/08/24

Harga emas yang diproduksi oleh PT Antam Tbk., atau dikenal dengan emas Antam, mengalami penurunan pada perdagangan hari Sabtu (10/8/2024).

Berdasarkan informasi dari situs resmi Antam, logammulia.com, di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas 1 gram pada hari ini adalah Rp 1.401.000 per batang, turun Rp 8.000 dibandingkan dengan posisi pada hari Jumat kemarin.

Sementara itu, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam juga menurun menjadi Rp 1.253.000 per gram, berkurang Rp 6.000 dari harga sebelumnya.

Penurunan harga emas Antam terjadi meskipun harga emas global menunjukkan penguatan pada hari Jumat, meskipun kenaikannya cukup tipis.

Menurut data Refinitiv pada perdagangan Jumat lalu, harga emas global ditutup naik 0,17% menjadi US$ 2.430,92 per troy ons.

Harga emas mengalami kenaikan menjelang akhir pekan, salah satunya dipengaruhi oleh permintaan safe-haven yang masih tinggi di tengah ketidakpastian geopolitik.

Kematian anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah pekan lalu meningkatkan kemungkinan serangan balasan oleh Iran terhadap Israel.

Emas batangan dianggap sebagai aset safe-haven terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

Menurut Reuters, Alex Ebkarian, Chief Operating Officer di Allegiance Gold, mengatakan bahwa emas sebagai aset safe-haven masih akan mendapat keuntungan.

“Emas diuntungkan karena memberikan stabilitas lebih dan semakin banyak investor yang menyadari bahwa ini adalah perpindahan dari aset berisiko ke aset yang lebih aman,” jelasnya.

Dia juga menambahkan bahwa prospek emas masih akan kuat dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) pada bulan September mendatang.

Di sisi lain, Zain Vawda, analis pasar di OANDA, mengatakan bahwa prospek emas dalam jangka menengah masih cenderung positif karena faktor-faktor ekonomi makro yang mendasarinya, selain dari kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed.

“Dalam jangka menengah, prospek emas tetap positif, dengan penurunan apa pun kemungkinan hanya bersifat sementara karena faktor-faktor ekonomi makro yang mendasarinya,” ujar Zain Vawda, analis pasar di MarketPulse OANDA, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

You might also like
Tags:

More Similar Posts

Menu