Kereta Cepat Jakarta-Bandung Resmi Beroperasi, Namun Muncul Kontroversi
Kereta cepat pertama di Indonesia yang menghubungkan ibu kota Jakarta dan Bandung di Jawa Barat, akhirnya resmi beroperasi untuk publik setelah sempat beberapa kali tertunda. Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang juga proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara, mengalami penundaan hingga tujuh tahun dan menelan biaya yang membengkak hingga sekitar US$7,27 miliar atau sekitar Rp112 triliun.
Pemerintah Indonesia memiliki rencana untuk memperpanjang rutenya hingga ke Surabaya, Jawa Timur, namun beberapa ahli menyarankan agar pemerintah “mengkaji” performa KCJB terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk memperpanjang rute kereta cepat tersebut hingga ke timur Pulau Jawa. Pegiat lingkungan juga mengekspresikan keprihatinan mereka, karena biaya dan dampak lingkungannya yang besar.
Kereta cepat Jakarta-Bandung dianggap sebagai langkah penting dalam perkembangan perkeretaapian di Indonesia, yang telah tertinggal dalam teknologi perkeretaapian dibandingkan dengan negara-negara lain. Meskipun demikian, beberapa ahli transportasi menyarankan pemerintah untuk mengevaluasi proyek KCJB sebelum memutuskan untuk memperpanjang rutenya hingga ke Surabaya.
Salah satu alasan utama untuk mengevaluasi proyek ini adalah biayanya yang besar. Meskipun biaya pembangunan yang awalnya diestimasi mencapai US$5,5 miliar, biaya akhirnya membengkak menjadi US$6,07 miliar. Faktor-faktor seperti pembebasan lahan dan dampak pandemi turut berkontribusi pada peningkatan biaya proyek ini.
Selain itu, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung juga memicu beberapa kontroversi dan masalah lingkungan. Beberapa ahli dan aktivis lingkungan mengkhawatirkan dampak proyek ini terhadap lingkungan dan keselamatan kerja. Kasus kerusakan rumah akibat pengeboman untuk membuat terowongan, kebakaran pipa minyak, dan kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian pekerja adalah beberapa contoh masalah yang timbul selama pembangunan proyek ini.
Selain itu, proyek ini juga memicu banjir di beberapa daerah, seperti Bekasi, akibat penutupan saluran pembuangan air oleh proyek kereta cepat. Masalah ini menyebabkan kekhawatiran akan dampak lingkungan yang lebih besar di masa depan, terutama terkait dengan rencana pembangunan kota baru di sekitar stasiun kereta cepat.
Meskipun KCJB kini telah beroperasi, masih ada sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab, seperti masalah tarif tiket. Harga tiket kereta cepat Jakarta-Bandung berkisar antara Rp250.000 hingga Rp350.000, yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga tiket kereta konvensional. Namun, waktu tempuh yang singkat menjadi salah satu alasan bagi beberapa penumpang untuk memilih kereta cepat.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah proyek besar yang memiliki potensi untuk mengubah pola transportasi di Indonesia. Namun, sejumlah kontroversi dan masalah yang muncul selama pembangunan proyek ini menunjukkan pentingnya evaluasi menyeluruh dan perhatian terhadap dampak lingkungan serta keselamatan kerja.