Ponsel baru dari Huawei yang dinamakan Mate 60 Pro telah menciptakan kehebohan di seluruh dunia karena mengandalkan chip canggih yang diproduksi di China. Perusahaan analisis TechInsights telah melakukan pengungkapan mengenai spesifikasi chip misterius dalam Huawei Mate 60 Pro.
Sejak diluncurkan secara diam-diam minggu lalu, Huawei belum merilis informasi resmi mengenai spesifikasi internal Mate 60 Pro. Yang diketahui hingga saat ini adalah bahwa chip baru dalam Mate 60 Pro memungkinkannya untuk melakukan panggilan telepon satelit.
Ternyata, Huawei Mate 60 Pro menggunakan chip Kirin 9000 yang diproduksi oleh perusahaan semikonduktor asal China, yaitu Semiconductor Manufacturing International (SMIC).
Menurut laporan TechInsights yang dikutip oleh Reuters, Kirin 9000 adalah chip buatan SMIC yang paling canggih dan dibuat menggunakan teknologi 7nm. Hal ini menunjukkan kesuksesan pemerintah China dalam mengembangkan ekosistem produksi chip lokal.
Warga China yang telah memiliki Mate 60 Pro juga telah membagikan informasi mengenai ponsel ini melalui media sosial. Mereka melaporkan bahwa Mate 60 Pro memiliki kecepatan unduh yang setara dengan ponsel 5G premium.
Peluncuran Huawei Mate 60 Pro telah menciptakan kehebohan di media sosial dan media massa China. Beberapa pihak, seperti yang dilaporkan oleh Reuters, menghubungkan peluncuran diam-diam ini dengan kunjungan Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, ke Beijing.
Hal ini disebabkan oleh blokade yang diberlakukan oleh AS terhadap Huawei sejak tahun 2019, yang menghentikan akses Huawei ke chip buatan AS. Keterbatasan ini membuat Huawei hanya dapat meluncurkan perangkat 5G dengan jumlah yang terbatas, menggunakan stok chip yang masih tersedia.
Namun, TechInsights menyatakan bahwa Huawei memiliki ambisi untuk meningkatkan produksi ponsel 5G pada akhir tahun ini dengan mengandalkan kemampuan perancang semikonduktor sendiri dan kemampuan produksi chip SMIC.
Analis TechInsights, Dan Hutcheson, menggambarkan perkembangan terbaru dari Huawei sebagai “tantangan terhadap Amerika Serikat,” dan bahwa kunjungan Gina Raimondo ke Beijing adalah upaya untuk meredakan ketegangan, sementara Huawei ingin menunjukkan bahwa mereka tidak bergantung pada AS.