Akhir-akhir ini, curah hujan kembali melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Air yang menggenang terlihat di mana-mana, menyebabkan sepatu mudah basah dan lembap.
Apakah Anda sadar atau tidak, sepatu yang basah dan lembap dapat menjadi penyebab aroma tidak sedap pada kaki. Selain bau yang tidak mengenakkan, kaki juga mungkin terasa gatal, bahkan dapat muncul masalah seperti kutu air dan infeksi.
Bagaimana caranya menjaga kesehatan kaki agar tetap segar ketika harus menggunakan sepatu di musim hujan?
Dokter spesialis kulit dari Klinik Dermalogia, Jakarta, Arini Widodo, menjelaskan bahwa bau kaki dapat muncul karena sepatu yang basah menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pertumbuhan jamur dan bakteri. Keringat yang bergabung dengan mikroorganisme, terutama dalam ruang sepatu yang hangat dan terbatas, menghasilkan bau yang tidak menyenangkan.
Ketika sepatu basah, disarankan untuk segera melepaskannya karena dapat menyebabkan masalah pada kulit kaki. Aroma tidak sedap juga dapat mengganggu kenyamanan Anda dan orang di sekitar sepanjang hari.
Lalu, bagaimana cara mengatasi masalah ini?
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga kaki tetap sehat dan bebas bau di musim hujan:
1. Menjaga kebersihan kaki dengan mencuci kaki secara rutin setiap hari menggunakan sabun dan air.
2. Selalu mengeringkan kaki, khususnya pada ruang di antara jari-jari kaki, untuk menghindari kelembapan yang dapat mengundang pertumbuhan jamur.
3. Memilih sepatu yang pas dan terbuat dari bahan seperti kulit, jala-jala, atau yang memiliki ventilasi untuk memfasilitasi sirkulasi udara.
4. Memeriksa bahan kaos kaki, memilih yang menyerap kelembapan dan menggunakan bubuk atau semprotan antijamur untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba.
5. Melepaskan sepatu di waktu-waktu tertentu, terutama saat istirahat di area yang berventilasi baik, dan mengelola keringat berlebih untuk mengatasi aroma kaki.
Arini juga menyarankan untuk memperhatikan kuku kaki secara teratur dan mempertimbangkan penggunaan alas kaki yang menyerap kelembapan. Jika masalah tetap persisten, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis kulit.