Berada di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Desa Wisata Kandri hingga kini masih menjaga sejumlah tradisi.
Desa Wisata Kandri, desa yang masih satu wilayah dengan wisata Goa Kreo ini diketahui sangat bersih dan rapi. Desa ini dikelola oleh Pokdarwis setempat sejak 2012 silam.
Adapun beragam kegiatan yang dilangsungkan di Desa Kandri, yakni bertani dengan menanam padi dan singkong langsung, memetik jambu, menangkap ikan, pengenalan sapi perah termasuk memerah susu, pengenalan sendang dan budaya, membatik, dan lain sebagainya.
“Ada banyak paket, mayoritas Rp 80 ribu per pack itu sudah termasuk welcome drink dan makan siang,” beber pengelola desa Wisata Kandri, Masduki, pada Jumat (29/8/2021).
Paket Nyawah yang dibandrol dengan harga Rp80 ribu menawarkan kegiatan pengenalan sendang dan area persawahan, pengenalan dan penangkapan ikan serta menanam padi. Adapula Paket Kesenian yang menawarkan kegiatan pengenalan sendang dan area persawahn, kemudian eksplore kerajinan seperti membatik dan membuat kerajinan.
“Kita juga siapkan shutle bus jika bus tidak bisa masuk ke sini. Shutle bus kami juga bisa langsung jemput ke hotel,” ujarnya.
Hal menarik lainnya yang bisa ditemukan, Desa Kandri ini mengupayakan kegiatan adatnya tetap berjalan bahkan dijadikan sebagai pemikat wisatawan seperti Sesaji Rewandha, Nyadran Sendang, dan Nyadran Kubur.
“Konsep kita desa wisata yang jelas konsep alam dan budaya. Jadi alamnya di Waduk Jatibarang juga, budayanya ada tari-tarian. Ada gamelan juga,” tandasnya.
Diketahui, baru-baru ini Desa Wisata Kandri mendapat penghargaan dalam ajang Trisakti Tourism Award 2021 yang diselenggarakan DPP PDI Perjuangan sebagai Desa Wisata Alam. Selain dalam ajang Trisakti Tourism Award, pada Maret lalu, Desa Wisata Kandri berhasil menjadi salah satu destinasi wisata yang mendapat sertifikasi Desa Wisata Berkenlanjutan dari Menparekraf.
Sebelum pandemi, diketahui, Desa Wisata Kandri mengadakan Summer Camp dan menyediakan home stay sehingga menjadi tempat wisata yang diidolakan wisatawan mancanegara.
“Ya berarti sudah dua tahun tidak ada summer camp. Biasanya kan Agustus kayak begini ini,” pungkas Masduki.