Nomor ponsel yang tidak aktif masih dapat digunakan pada akun WhatsApp, tetapi hal ini memiliki potensi untuk disalahgunakan dalam kejahatan online, termasuk penipuan.
“Jadi, jika Anda memiliki nomor 0881xxx yang saat ini digunakan, lalu digunakan untuk WhatsApp, dan kemudian tidak lagi aktif karena tidak diisi ulang, WhatsApp ini tetap aktif dengan nomor tersebut,” ungkap Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, dalam pertemuan dengan Komisi I DPR RI pada Kamis (9/11) lalu.
Merza menyatakan bahwa ini merupakan suatu kekosongan karena tidak ada peraturan yang mengatur apakah nomor pelanggan dapat digunakan untuk tujuan lain.
“Ini salah satu kekosongan karena regulasi tidak mengatur apakah identitas nomor pelanggan yang berawalan 0881 boleh digunakan untuk keperluan lain,” kata Merza.
Salah satu saran yang diajukan adalah bahwa satu nomor seluler seharusnya hanya dapat digunakan oleh satu individu.
Pada kesempatan tersebut, Merza mendorong adanya regulasi yang mengikat antara penyelenggara OTT (over-the-top) dengan operator seluler. Hal ini bertujuan agar konten negatif yang tersebar dapat dimonitor dengan lebih efektif.
Saat ini, aturan hanya berlaku untuk operator seluler, seperti yang diatur dalam UU 36 tahun 1999 yang membatasi operator seluler untuk melihat konten khususnya di dalam aplikasi.
Namun, aturan tersebut belum mempertimbangkan layanan digital. Menurut Merza, aturan yang ada sudah usang dan belum mampu menanggapi perkembangan dunia digital.
“Di dalam UU ini, kami para penyelenggara telekomunikasi tidak diizinkan melihat isi pesan. Seolah-olah kami hanya tahu tentang amplopnya, tapi tidak bisa melihat isinya,” jelasnya.
“Kami, sebagai penyelenggara telekomunikasi, berbicara tentang ruang digital, dunia digital. UU tersebut sudah cukup lama, di mana isi UU tersebut belum sepenuhnya mengakomodasi aspek digital.”
