Pendekatan Mengajar Dosen UGM

UGM akan membatasi perilaku dosen agar tidak bersikap keras atau menakutkan saat mengajar mahasiswa. Kebijakan ini diambil menyusul keprihatinan akan tekanan yang mungkin dialami mahasiswa dan potensi dampak negatif terhadap kesehatan mental mereka.

Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Wening Udasmoro. Beliau menegaskan bahwa pendekatan pengajaran yang melibatkan kekerasan, baik secara verbal maupun fisik, dianggap usang dan tidak sesuai dengan tuntutan zaman.

Menurut Wening Udasmoro, mahasiswa sering kali menghadapi beban emosional yang berat, mulai dari masalah pribadi hingga konflik interpersonal. Oleh karena itu, perilaku dosen yang keras dapat menambah beban emosional mahasiswa.

UGM menekankan perlunya hubungan yang harmonis dan penuh rasa hormat antara dosen dan mahasiswa. Wening Udasmoro menyatakan keinginan untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan selama proses belajar-mengajar di UGM.

Sementara aturan yang melarang perilaku dosen yang keras masih dalam tahap pembahasan di lingkungan universitas. Hal ini termasuk pembahasan mengenai penegakan mekanisme untuk dosen yang masih menggunakan pendekatan keras, seperti pemberian saran, peringatan, hingga penerapan sanksi.

UGM juga telah memulai langkah-langkah dengan menciptakan lingkungan yang ramah, menyenangkan, serta menjunjung tinggi kesetaraan antara dosen dan mahasiswa. Dosen diarahkan untuk menerapkan metode pembelajaran yang menarik dan mendukung di dalam kelas.

Wening Udasmoro menjelaskan konsep lingkungan yang mendukung dengan analogi situasi di mal di mana semua orang menjaga kebersihan, sehingga individu yang tidak patuh terlihat tidak pantas.

Dengan mengembangkan ekosistem yang mendukung, jika ada satu dosen yang berperilaku keras, hal tersebut akan dianggap tidak sesuai dengan norma yang telah ditetapkan.

You might also like
Tags:

More Similar Posts

Menu