Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menyatakan niatnya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada tahun depan. Diperkirakan bahwa pemilihan pada bulan Maret 2024 akan menjadi formalitas belaka, memastikan Putin memimpin Rusia hingga 2030.
Dilansir dari sumber-sumber Reuters pada hari Senin, tingkat dukungan masyarakat terhadap Putin saat ini hampir mencapai 80 persen. “Keputusan sudah diambil, dia akan maju sebagai calon,” ujar enam sumber yang dikutip oleh Reuters.
Sejak tahun 1999, Putin telah memegang kekuasaan mayoritas waktu, dengan hanya satu periode saat ia memberikan jabatan presiden kepada Dmitry Medvedev dari tahun 2008 hingga 2012. Pihak intelijen asing percaya bahwa Putin akan terus memegang kendali sampai akhir hayatnya.
Putin baru saja berusia 71 tahun pada 7 Oktober lalu.
Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, menyatakan bahwa Putin belum secara resmi mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri kembali dan kampanye masa depannya belum diumumkan.
“Presiden belum memberikan pernyataan resmi mengenai hal ini,” kata Peskov ketika ditanya tentang laporan Reuters yang menyebutkan bahwa Putin telah memutuskan untuk maju dalam pemilihan. “Serta kampanye untuk pemilihan tersebut belum diumumkan secara resmi,” tambah Peskov.
Kepemimpinan Putin yang panjang akan menjadikannya sebagai presiden terlama di Rusia sejak Joseph Stalin, yang memerintah selama sekitar 30 tahun. Keputusan Putin untuk mencalonkan diri kembali datang di tengah situasi geopolitik yang rumit, termasuk konflik dengan Barat dan tekanan ekonomi akibat sanksi internasional.
Meskipun kemungkinan besar tidak akan menghadapi saingan serius dalam pemilihan, Putin dihadapkan pada tantangan yang signifikan, yang merupakan yang terbesar sejak era Mikhail Gorbachev dalam menghadapi runtuhnya Uni Soviet lebih dari tiga dekade lalu.
Krisis di Ukraina telah memicu ketegangan terbesar dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962. Sanksi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat telah memberikan dampak eksternal yang signifikan terhadap ekonomi Rusia dalam beberapa dekade terakhir. Di bulan Juni, Putin juga dihadapkan pada upaya pemberontakan yang gagal oleh tentara bayaran yang paling kuat di Rusia, Yevgeny Prigozhin.