Film horor Indonesia berjudul “Di Ambang Kematian” sedang menjadi pembicaraan hangat. Film ini diadaptasi dari sebuah thread yang viral di Twitter dan menjadi salah satu film horor yang dinantikan pada akhir September 2023. Thread asal, @jeropoint, mengklaim bahwa kisah dalam film ini berdasarkan pada kisah nyata.
Sinopsis film “Di Ambang Kematian” menceritakan tentang Bapak Suyatmo (Teuku Rifnu Wikana) yang melakukan pesugihan untuk melancarkan bisnisnya. Namun, karena kesalahan perjanjian dengan makhluk gaib, tumbal pesugihan berubah dari kambing menjadi nyawa manusia. Akibatnya, keluarga Suyatmo harus memberikan tumbal setiap 10 tahun, termasuk anak bungsunya, Nadia (Taskya Namya).
Sebelum Anda menonton film ini di bioskop, mari simak review film “Di Ambang Kematian” berikut ini.
Review Film Horor “Di Ambang Kematian”
Film horor “Di Ambang Kematian” menghadirkan tema pesugihan yang telah sering ditemui dalam film-film sebelumnya. Namun, film ini membawa sentuhan kekeluargaan yang membuatnya berbeda. Kekekalan keluarga yang terasa kuat membuat penonton tidak bisa sepenuhnya marah pada Bapak Suyatmo meskipun dia melakukan pesugihan yang mengorbankan keluarganya.
Dalam hal horor, film ini berhasil menciptakan ketegangan sejak adegan pembuka. Ketegangan tersebut berlanjut hingga akhir film, tanpa memberi penonton kesempatan untuk bernapas. Ini dicapai melalui penggunaan elemen horor yang tepat, termasuk momen jump scare yang intens.
Namun, di pertengahan film, beberapa elemen horor terasa terlalu sering digunakan, dan beberapa detail plot kurang dijelaskan. Meskipun demikian, hal ini tidak mengganggu pengalaman menonton karena premis yang telah dirancang dengan baik dan penggunaan elemen horor yang tepat.
Performa seluruh pemain dalam film ini patut diapresiasi. Film ini memiliki sedikit pemain, tetapi performa para pemain utamanya sangat menonjol.
Dua aktor utama, Teuku Rifnu Wikana dan Taskya Namya, berhasil membawa chemistry yang hangat dalam peran ayah dan anak mereka, meskipun di tengah konflik yang mematikan. Kinaryosih juga memberikan penampilan yang tegang sebagai Ibu, meskipun penampilannya singkat.
Visual yang digunakan dalam film ini sangat berhasil dalam menciptakan momen yang membuat merinding. Film ini juga menggunakan elemen gore dengan baik untuk menakuti penonton. Namun, penggunaan efek visual CGI dalam beberapa adegan tampak kurang rapi, meskipun jarang terjadi.
Selain itu, penggunaan scoring dan efek suara dalam film ini membantu menciptakan momen jump scare yang berhasil membuat penonton terkejut. Namun, penggunaan volume suara yang terlalu tinggi terkadang mengganggu dialog dalam film.
Secara keseluruhan, “Di Ambang Kematian” melebihi ekspektasi dengan cerita yang solid dan rapi. Kengerian dalam film ini terasa intens sejak awal hingga akhir, menjadikannya salah satu kandidat film horor terseram tahun 2023. Jika Anda tertarik, film ini sudah dapat disaksikan di sejumlah bioskop Indonesia mulai 28 September 2023.
Bagaimana pendapat Anda tentang review film ini? Berikan pendapat Anda dan tetap ikuti Semarang ID untuk ulasan film-film lainnya!