Rupiah 02/01/2024

Rupiah mengalami pelemahan yang signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan 2024, setelah aktivitas manufaktur China kembali merosot ke zona kontraksi. Berdasarkan data dari Refinitiv, nilai rupiah turun menjadi Rp15.480/US$ atau turun 0,55%, hanya dalam kurun waktu kurang dari dua jam sejak perdagangan dimulai.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 10.58 WIB menguat sebanyak 0,19% ke level 101,52, lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan perdagangan Jumat (29/12/2023) yang berada di angka 101,33.

Pada hari Minggu (31/12/2023), China mengumumkan Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur NBS yang kembali turun, berada di level 49 untuk bulan Desember, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 49,4, serta di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 49,5.

Kontraksi ini merupakan dampak dari penurunan aktivitas pabrik selama tiga bulan berturut-turut dan menjadi laju tercepat dalam enam bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh pelemahan sektor properti, risiko deflasi, dan meningkatnya tantangan global.

Perlambatan ekonomi China berdampak negatif pada ekspor-impor, termasuk neraca dagang Indonesia dengan China dan secara keseluruhan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$2,41 miliar pada November 2023, lebih rendah dari Oktober yang mencapai US$3,48 miliar, karena pertumbuhan impor yang lebih cepat.

Jika perlambatan ekonomi China berlanjut, ekspor Indonesia ke China dapat berkurang dan defisit transaksi berjalan dapat semakin membesar. Ini dapat berdampak buruk pada transaksi berjalan Indonesia, termasuk persepsi investor yang kurang menguntungkan.

Defisit transaksi berjalan perlu dihindari karena dapat memberikan kesan negatif, meningkatkan kebutuhan dolar di Indonesia, dan menyebabkan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa neraca transaksi berjalan pada kuartal III-2023 mencatat defisit sekitar US$900 juta atau sekitar 0,2% dari PDB.

You might also like
Tags:

More Similar Posts

Menu