Banjir Melanda Grobogan, Tanggul Sungai Jebol dan Tujuh Rumah Tertimpa Musibah
Sebuah bencana banjir melanda Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, akibat jebolnya sejumlah tanggul sungai, yang menyebabkan keadaan semakin memburuk.
Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan, empat tanggul sungai dilaporkan jebol dengan kondisi yang sangat kritis.
“Ada beberapa tanggul yang jebol, tetapi yang paling parah terjadi di empat titik. Yakni Sungai Cabean di Tajemsari, Kecamatan Tegowanu, di Kemiri dekat Jembatan Tuntang Gubug, dan di Bendung Glapan,” ungkap Masrichan, Kasi Kedaruratan BPBD Grobogan, pada hari Selasa (6/2/2024).
Dampak dari jebolnya tanggul Sungai Tuntang, tujuh rumah di Desa Kemiri, Kecamatan Gubug, dilaporkan hanyut terbawa arus banjir.
Menurut keterangan Kepala Desa Kemiri, Sukirman, ketujuh rumah yang terkena dampak adalah milik Waginem, Suyoto, Nur, Bejo, Yudi, Muhadi, Paryoto, Kasmirah, dan Sri Samin. Dia menjelaskan bahwa ketika banjir datang pada pukul 05.55 pagi, ketinggian air mencapai 1,90 meter.
Sukirman menambahkan bahwa akibat luapan banjir tersebut, dua rumah mengalami kerusakan berat dan tiga rumah mengalami kerusakan ringan. Namun, dia memastikan bahwa seluruh warga sudah dievakuasi dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Sebelumnya, warga setempat telah berupaya memperbaiki tanggul yang jebol dengan gotong royong pada malam hari sebelumnya. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil karena tanggul akhirnya jebol pada pagi hari.
Saat ini, pihak desa sedang melakukan pendataan terhadap korban yang terdampak banjir, sambil berharap agar air segera surut.
Di sisi lain, Kasat Lantas Polres Grobogan, AKP Tejo Suwono, mengungkapkan bahwa jalur Bundaran Gubug belum dapat dilalui karena dampak dari jebolnya Sungai Tuntang, yang menyebabkan arus air sangat deras mengalir ke jalan raya.
Untuk mengatur arus lalu lintas, sejumlah petugas telah disiagakan di beberapa titik perbatasan seperti di Tegowanu, Gubug, dan pertigaan Godong.
“Kami mengimbau kepada masyarakat yang hendak menuju Semarang atau Purwodadi untuk menggunakan jalur alternatif melalui Kabupaten Demak,” kata Tejo.
Kondisi ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam dan kerjasama antarinstansi serta partisipasi aktif masyarakat dalam proses penanganan darurat.