TNI Ajak Mahasiswa Hindari Radikalisme

TNI Ajak Mahasiswa STIE Totalwin Semarang Jauhi Radikalisme dan Intoleransi
Sebanyak 50 mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Totalwin Semarang mengikuti Orientasi Mahasiswa Dirgabangsa dengan tema ‘Membangun Generasi Muda Mandiri, Kreatif, dan Mendunia’ di Kampus II Gedongsongo, Manyaran Semarang.

Dalam acara ini, mahasiswa juga diberikan materi Wawasan Kebangsaan dan Penanaman Mental Ideologi sebagai langkah untuk menjauhi radikalisme dan intoleransi. Materi ini disampaikan oleh Mayor Inf Rahmatullah AR SE MM, Danramil 04 Gayamsari Semarang, yang juga merupakan alumni dari kampus tersebut.

Dalam sambutannya, Rahmatullah pertama-tama menggambarkan potensi alam dan sumber daya Indonesia yang melimpah. Ia mengatakan bahwa negara-negara asing banyak tertarik untuk menguasai potensi tersebut melalui berbagai alasan kerjasama. Namun, Indonesia telah menjadi lebih bijak dan cerdas dalam menghadapinya. Salah satu contohnya adalah restrukturisasi kerjasama dengan Freeport. Meskipun demikian, kondisi seperti ini juga membawa potensi ancaman yang tidak selalu positif, yang harus ditanggung sebagai konsekuensi.

Salah satu contoh ancaman adalah pencurian ikan oleh nelayan asing yang masuk ke perairan Indonesia. Hal ini menjadi bukti bahwa Indonesia terus digerogoti oleh negara asing.

“Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus sadar akan ancaman ini, jangan sampai kita terlena dan harus selalu waspada. Terkadang kita tidak menyadari ancaman ini karena kita terlibat dalam pertentangan yang diciptakan oleh pihak luar. Kita terpecah belah, sibuk dengan radikalisme dan intoleransi, sehingga kita tidak sadar ketika kita sedang bertikai, sementara negara asing masuk dan mengeksploitasi kekayaan alam kita. Oleh karena itu, kita harus menghindarinya dengan fokus pada pendidikan,” ujar Rahmatullah.

Rahmatullah mengajak para mahasiswa untuk menghindari ajakan atau pengaruh radikalisme dan intoleransi dengan memprioritaskan pendidikan. Jika ada tanda-tanda ajakan yang mengarah kepada terorisme, radikalisme, atau intoleransi, mereka diminta segera melaporkan kepada pihak berwajib.

Ia juga menjelaskan ciri-ciri radikalisme dan kelompok radikal, seperti sikap yang bertentangan dengan pemerintah, penolakan terhadap Pancasila sebagai ideologi, bahkan kecenderungan untuk mengadopsi ideologi tertentu, seperti komunisme dan Radikal Kanan yang berfokus pada agama.

“Cara-cara memaksakan kehendak dengan menghalalkan segala cara adalah bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita harus mencegah dan menghindarinya,” tegas Rahmatullah.

Mahasiswa diharapkan untuk bersikap kritis terhadap fenomena radikalisme dan intoleransi. Mereka juga diingatkan untuk aktif berperan serta dan bekerja sama dengan semua institusi yang memiliki keahlian di bidangnya.

Rahmatullah menekankan pentingnya percaya dan yakin pada Ideologi Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang mampu menyatukan perbedaan yang ada di Indonesia menjadi satu bangsa yang disebut Indonesia.

“Semua negara iri dengan kita karena memiliki Pancasila, yang terbukti mampu menyatukan perbedaan. Oleh karena itu, mari kita jaga dan pertahankan, jangan sampai ada upaya untuk menggantinya atau merusaknya,” pungkasnya. (Cha)

You might also like
Tags: , , ,

More Similar Posts

Menu