Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan signifikan pada awal perdagangan hari ini. Berdasarkan data dari Refinitiv, pada pembukaan perdagangan Rabu (14/8/2024), rupiah dibuka di level Rp15.720 per dolar AS, menguat 0,7% dibandingkan posisi sebelumnya.
Penguatan rupiah ini dipicu oleh rilis data indeks harga produsen (PPI) AS yang meningkatkan ekspektasi pasar mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), pada bulan September.
Menurut data dari Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS, indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir naik 0,1% pada bulan Juli, setelah naik 0,2% tanpa revisi pada bulan Juni. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PPI akan naik 0,2%. Selama 12 bulan hingga Juli, PPI meningkat 2,2%, setelah sebelumnya naik 2,7% pada bulan Juni.
Pasar keuangan saat ini memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga sebesar 25 hingga 50 basis poin pada bulan September, dengan kemungkinan pemangkasan serupa pada pertemuan The Fed berikutnya di bulan November dan Desember.
Menurut perangkat Fedwatch, peluang The Fed untuk memangkas suku bunga pada bulan Desember cukup tinggi, dengan kemungkinan bank sentral AS menurunkan suku bunga sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75% – 5,00% sebesar 51,5% dari saat ini 5,25% – 5,50%. Setelah September, pasar mengharapkan The Fed untuk kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan November dan 25 basis poin pada Desember, sehingga pada akhir tahun suku bunga The Fed diperkirakan akan berada di kisaran 4,25% – 4,50%.