Waduh! Beras Impor Masuk Indo?!

400 Ribu Ton Beras Impor Siap Memasuki Indonesia, Asal Negara Tetap Rahasia Menurut Buwas dari Bulog

Bulan November tahun ini, Indonesia bersiap untuk mengimpor sebanyak 400 ribu ton beras, tetapi Badan Urusan Logistik (Bulog) memilih untuk merahasiakan negara asal bahan pangan tersebut.

Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menjajaki kemungkinan penyediaan beras dari berbagai negara produsen.

“Harapannya, impor beras ini sudah dapat masuk pada bulan November,” ujar Budi Waseso saat melakukan inspeksi mendadak mengenai Ketersediaan Beras SPHP di Lottemart Wholesale Pasar Rebo, Jakarta, pada Jumat (8/9).

Buwas dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak akan mengungkapkan negara asal dari beras impor tersebut. Ini merupakan langkah antisipasi terhadap kemungkinan adanya pihak yang mencoba untuk mengerek harga beras.

“Saya tidak akan mengungkapkan negara asalnya. Karena begitu saya sebutkan negaranya, pasti akan ada permainan,” katanya dengan tegas.

“Dalam dunia perdagangan internasional, bahkan di negara lain, seringkali terdapat praktik mafia. Jadi saya saat ini lebih baik berdiam diri saja. Yang terpenting, kita akan mengevaluasi kualitas, harga yang baik, kecepatan pengiriman, dan jumlah ketersediaan beras,” tambahnya.

Meskipun negara asal beras impor tidak diungkapkan, Buwas menjelaskan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh negara tersebut. Pertama, beras harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kedua, kualitas beras impor harus baik. Ketiga, harga beras impor tersebut, dan keempat, waktu atau kecepatan pengiriman beras ke Indonesia.

Selama tahun 2023, Perum Bulog diberi tugas untuk mengimpor beras sebanyak 2 juta ton guna memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Hingga saat ini, baru 1,6 juta ton beras impor yang telah masuk ke Indonesia, sehingga masih tersisa kuota sebesar 400.000 ton yang akan diimpor hingga akhir tahun.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa pemenuhan CBP tetap diutamakan pada produksi dalam negeri, meskipun kuota impor beras mencapai 2 juta ton.

“Prioritas utama adalah memenuhi kebutuhan dari dalam negeri. Itu adalah prinsip yang kami pegang. Jadi, jika ada panen dalam negeri yang memadai, kami akan menyerapnya,” ujarnya.

“Akhirnya, Pak Dirut Bulog memiliki 8-10 pabrik MRMP. Namun, jika produksi di bawah Perum Bulog ikut bersaing di pasar, ini bisa menyebabkan kenaikan harga,” tambahnya seperti yang dikutip dari Kontan.co.id.

Arief Prasetyo Adi juga mengungkapkan optimisme bahwa sisa impor beras sebanyak 400.000 ton akan masuk ke Indonesia pada akhir Desember, bahkan ia berharap agar impor tersebut bisa dimulai pada bulan November.

You might also like
Tags:

More Similar Posts

Menu