Wearable Menggantikan HP

Perkembangan Teknologi Wearable Menggantikan Peran Smartphone
CEO Nokia, Pekka Lundmark, memproyeksikan perubahan besar dalam kebiasaan penggunaan handphone (HP) pada tahun 2030. Antisipasi ini muncul seiring dengan meningkatnya popularitas perangkat keras baru yang berpotensi menggantikan peran ponsel.

Sebuah startup bernama Humane baru-baru ini meluncurkan perangkat wearable inovatif bernama AI Pin pada akhir pekan lalu (9/11) dengan harga US$ 699, serta biaya langganan bulanan sebesar US$ 24 untuk nomor telepon dan akses internet melalui jaringan T-Mobile.

AI Pin, yang berbentuk persegi dan memiliki berat 34 gram, menggunakan baterai magnet seberat 20 gram yang dapat menempel pada pakaian atau permukaan lainnya. Didukung oleh prosesor Snapdragon, perangkat ini dapat terintegrasi dengan alat kontrol suara, kamera, gerakan, dan proyektor internal kecil. Meskipun tanpa layar, AI Pin dapat ditempel atau diletakkan pada pakaian yang dipakai pengguna.

Gadget ini terhubung dengan perangkat berbasis kecerdasan buatan (AI) melalui software AI Mic. Humane bekerja sama dengan Microsoft dan OpenAI, menggunakan teknologi ini untuk memberikan akses ke ChatGPT sebagai salah satu fitur utama AI Pin. Sistem operasi AI Pin, yang disebut Cosmos, dirancang untuk secara otomatis mengarahkan pertanyaan pengguna ke alat yang sesuai, menghilangkan kebutuhan untuk mengunduh dan mengelola aplikasi.

Selain Humane, perusahaan teknologi besar seperti Meta, Google, dan Xiaomi juga ikut meramaikan pasar wearable dengan produk seperti kacamata pintar. Meta, melalui kerjasama dengan EssilorLuxottica, baru saja meluncurkan kacamata pintar Ray-Ban Meta generasi berikutnya dengan berbagai fitur, dibanderol mulai dari US$ 299.

Xiaomi, produsen ponsel pintar asal Cina, juga tidak ketinggalan dengan peluncuran Xiaomi Smart Glasses pada tahun 2021. Produk lainnya, Mijia Glasses Camera, telah diperkenalkan di pasar Tiongkok pada Agustus 2022. Kamera ini diklaim dapat menangkap gambar dan video dengan stabil, serta dilengkapi dengan fitur teknologi AI untuk menerjemahkan teks berbahasa asing.

Meski demikian, perkembangan wearable tidak terlepas dari sejarah Google yang pada awalnya memperkenalkan Google Glass pada 2012, namun dihentikan pada 2015. Meskipun demikian, Google sempat mengembangkan headset realitas tambahan dengan nama kode ‘Project Iris’ pada Januari 2022, tetapi proyek ini dilaporkan dibatalkan pada Juni tahun yang sama oleh Business Insider.

Pada bulan Februari, CEO Nokia, Pekka Lundmark, memperkirakan bahwa pada tahun 2030, ketergantungan masyarakat terhadap smartphone akan menurun secara drastis. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi internet 6G, yang diyakininya akan mendorong masyarakat untuk beralih ke perangkat wearable seperti arloji pintar, kacamata pintar, gelang pintar, dan lainnya.

Menurut laporan terbaru dari The Insight Partners, pasar teknologi wearable diperkirakan mencapai US$ 170,91 miliar pada tahun 2025, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 20,8% selama periode 2016-2025. Trend ini mencerminkan pergeseran perilaku konsumen menuju perangkat wearable yang semakin diminati dan diadopsi di masa depan.

You might also like
Tags:

More Similar Posts

Menu